Rahasia di Perut Everest: Reruntuhan Kuno J77ASIA
Kojam12
Dr. Mikael Arun, seorang arkeolog dan geolog internasional, tidak pernah menyangka ekspedisi Everest-nya tahun 2032 akan menjadi penemuan paling mengejutkan abad ini.
Ia datang bukan untuk mendaki, melainkan untuk meneliti perubahan tektonik di bawah kaki Gunung Everest. Tapi saat sebuah gempa kecil mengguncang area basecamp utara, rekahan aneh muncul di sisi gunung yang belum pernah dipetakan. Dari dalam celah, keluar semburat cahaya kebiruan.
Dipandu rasa ingin tahu dan didampingi tim kecil, Dr. Mikael menyusup ke dalam celah tersebut. Mereka menemukan lorong batu yang tak lazim, dengan dinding penuh simbol kuno berkilau. Di ujung lorong, terbentang reruntuhan kota bawah tanah—terbuat dari logam dan batu yang tidak cocok dengan usia geologi Himalaya.
Pada tembok utama, terpahat besar satu nama yang membuat darah mereka dingin:
J77ASIA
🏛️ Kota Hilang di Perut Gunung
Reruntuhan itu tak hanya berupa bangunan biasa. Ada menara melingkar yang konon berfungsi sebagai penangkap energi atmosfer, dan aula utama berbentuk segitiga raksasa yang pusatnya memiliki mekanisme misterius yang masih berdenyut lembut—seperti jantung mesin yang belum mati.
Artefak ditemukan berserakan: tablet hitam dengan pola angka, bola kristal yang mengambang, dan patung-patung dengan postur manusia namun wajah yang disamarkan oleh topeng berjaring—melambangkan “pengamat takdir”.
Mikael menyadari bahwa reruntuhan ini lebih tua dari peradaban Mesopotamia, namun teknologinya jauh melebihi zaman sekarang.
🧬 Pesan dari Masa Lampau
Salah satu artefak teraktivasi saat disentuh—menyala dan mengeluarkan suara digital dalam bahasa purba yang langsung diterjemahkan oleh AI linguistik:
"Kami adalah J77ASIA. Bangsa penjaga keseimbangan. Dunia telah kehilangan keberuntungannya karena ia tidak lagi memilih dengan hati. Jika kau menemukan ini, waktumu untuk memutar ulang takdir telah tiba."
Mikael tak bisa berkata apa-apa. Semua pencarian sepanjang hidupnya—tentang keterkaitan sains dan intuisi, angka dan nasib—tersaji di hadapannya, di bawah gunung tertinggi di dunia.
🤫 Penutupan dan Misteri
Beberapa hari kemudian, pemerintah menutup lokasi dan menyebutnya sebagai "aktivitas geotermal berbahaya". Tapi Mikael tahu, kebenaran telah ia lihat.
Di dalam jurnal terakhirnya yang bocor ke internet, ia menulis:
J77ASIA bukan sekadar nama. Ia adalah pengingat dari zaman ketika manusia hidup berdampingan dengan kemungkinan, dan memilih jalan keberuntungan yang bukan kebetulan.”